Spiga

I Believe My Destiny


Hari ini Aku berulang Tahun, tepatnya kini 16 Tahun Usiaku. Di Rumah Sakit ini aku merasa lebih bahagia, karena aku dapat menghirup udara bebas, meskipun bau obat-obatan yang agak memusingkan kepala. Tapi setidaknya aku bebas, apalagi disaat tidak ada papa dan mama yang menjagaku.

Hari ini aku kedatagan beberapa orang yang kusayangi. Kak Rizka dan keluarga datang bersama keluarganya. Aku senaaaaang sekali, dan kamipun saling berpelukan dan melepaskan rindu kami masing-masing. Papaku dan papanya kak rizka pernah ditugaskan kesatuannya masing-masing di timor-timur. Rumah kami di Dilli pun hanya berjarak beberapa meter saja.

Aku dan kak Rizka menahan tawa kami masing-masing saat papanya Kak Rizka menasihati Papaku untuk tidak keras kepadaku yang memang lahir keras kepala. Papaku sangat segan dengan papanya kak rizka, walaupun kehidupan papa kak Rizka tak sebaik ekonomi kehidupan papaku, namun papanya kak Rizka sangat disegani baik oleh TNI mau pun Kepolisian.

Papa kak Rizka adalah Pensiunan TNI berpangkat Brigjen, sedangkan papaku perwira menengah aktif di kepolisian. Mama kak Rizka adalah warga Timtim keturunan Portugis, makanya kak Rizka orangnya cantik sekali. kini mereka menetap disebuah desa kecil di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Walau tinggal didesa, mereka hidup bahagia sampai-sampai aku iri lho.

Tapi itu Takdir, Allah telah menciptakan manusia dengan takdirnya masing-masing. Kak Rizka memberikan aku hadiah berupa kalung yang manis, awalnya aku menolak karena aku tahu itu kalung pasti mahal harganya. Namun aku tak dapat menolaknya disaat kak Rizka mengatakan bahwa dia hanya melaksanakan "KAUL" nya bahwa sebagian rizkinya akan diberikan padaku berupa benda yang akan selalu kubawa kemana-mana, agar aku selalu ingat pada kak Rizka.

Aku bahagia sekali, tapi bukan karena kalung itu lho, melainkan kedatangan keluarga Kak Rizka lah yang membuatku bahagia.

Kebahagiaanku semakin bertambah ketika Bunda datang menjengukku. Aku menangis dipelukan bunda, Tangis bahagia, haru dan rindu bercampur jadi satu. Aku sempat melihat kak Rizka juga menitikkan air matanya saat aku memeluk bunda. Lalu kuperkenalkan bunda dan Ella pada Keluarga Kak Rizka.

Kak Rizka berkata, bahwa dia sangat kagum dengan Bundaku. Katanya Adik kecilnya ini yang dulu keras kepala, kekanak-kanakan, kini telah berubah 180 derajat. Lalu Kak Rizka bertanya, apa rahasianya Bunda ?. Bunda pun berkata, itulah takdir dari Allah, Takdirlah yang menggiring aku datang ke Bunda dan Takdir Allah pula yang telah menetapkan aku sebuah Hidayah. Apakah benar aku telah mendapatkan Hidayah dari Allah ? Karena sampai kini aku masih bingung seperti apa sebenarnya Hidayah itu.

Tapi aku percaya pada satu Hal "AKU PERCAYA PADA TAKDIRKU"

1 komentar:

  Anonymous

July 13, 2008 at 11:01 PM

Beruntunglah mendapatkan hidayah yang didapatkan melalui perjuangan dan penelusuran yang panjang,mngkn kadarnya berbeda dengan keimanan orang islam kebanyakan.Met Ulang Tahun Yaaa. Ini ada link ebook islami gratis http://www.pakdenono.com/index.htm
. Semoga Bermanfaat