Spiga

Harga sebuah Demokrasi




Tuhan, Masih adakah nilai-nilai sebuah demokrasi dinegeriku
Masih adakah hati nurani berlaku di tanah airku
Masih adakah jiwa ksatria dinusantaraku
Karena yang kulihat hanya kesombongan dan keserakah para elit politikku

Tuhan, Begitu murahkah harga sebuah nyawa
Begitu indahkah kebiadaban bersolek didepan mata
Begitu naifkah mereka sehingga merasa dirinya benar dan yang lain salah
Namun sesungguhnya mereka hanyalah jiwa-jiwa yang merana

Tragedi kebiadaban demokrasi kini menjadi biasa
Dan kami hanya bisa melihat mereka tanpa sanggup berbuat apa-apa
Kami marah, kami sedih, dan kami malu dengan apa yang terjadi disana
Melihat murahnya harga sebuah nyawa

Tuhan, kutukan apa lagi yang hendak kau turunkan pada bangsa ini
Mengapa tiada henti derita bangsa ini
Sanggupkah kami hidup berdampingan disuatu saat nanti
Jika ku tahu ternyata Demokrasi sudah mati

(UNTUK MENGENANG KEBIADABAN DEMOKRASI DI KANTOR DPRD SUMUT)

SMara Dahana Cinta




Aku berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan
Aku terhenyak dikala mendengar suara-suara gemerisik para hewan malam
Kutatap langit diatas yang tak pernah lelah memancarkan secercah sinaran
Meski dalam keadaan kelam

Aku tertegun dikala fajar datang menjelang
Aku terpana menantap sinar jingga
Aku hanya dapat diam dan melantunkan sebuah dendang
Meski tanpa iringan irama dan nada

Repihan-repihan cintaku kini telah menyala
Serpihan-serpihan hatiku kini tengah membara
Namun Adakah restu dari ayah dan bunda
Jika mereka menganggap aku tak pernah ada

oh... Smara dahana Cinta
Kiranya kau bimbing aku ke telaga bahagia
Dimana kan kutemukan secercah cahaya
Yang dapat menghilangkan rasa resah dan gundah

Kurasakan ledakan jiwaku kini mulai meronta
Kurasakan ribuan rindu menghentak jiwa
Kurasakan cintaku kini mulai bergelora
Namun disini tak kurasakan Cinta Mama dan Papa

Aku hanyalah seorang gadis kecil yang tak bisa apa-apa
Aku Hanyalah seonggok jiwa yang tak mampu berkata
Aku hanya bisa menangis dikala hati sedang gundah
Namun hanya berupa kata-kata yang bermakna

(Biesdorf - Berlin, Germany 2 February 2009)