Spiga

The Garden Of Allah


It was a pretty big year for fashion
A lousy year for rock and roll
The people gave their blessing to crimes of passion
It was a dark, dark night for the collective soul
I was somewhere out on Riverside
By the El Royale Hotel
When a stranger appeared in a cloud of smoke
I thought I knew him all too well

He said, "Now that I have your attention
I got somethin' I wanna say
You may not wanna hear it
I'm gonna tell it to ya anyway
You know, I've always liked you, boy
'Cause you were not afraid of me
But things are gonna get mighty rough
Here in Gomorrah-By-The-Sea"

He said, "It's just like home
It's so damned hot, I can't stand it
My fine seersucker suit is all soakin' wet"

And the hills are burning
The wind is raging
And the clock strikes midnight
In the Garden of Allah

"Nice car.........
I love those Bavarians.....so meticulous
Y'know, I remember a time when things were a lot more fun around here
When good was good, and evil was evil
Before things got so.......fuzzy
Yeah, I was once a golden boy like you
I was summoned to the halls of power in the heavenly court
And I dined with the deities who looked upon me with favor
For my talents; my creativity
We sat beneath the palms in the warm afternoon
And drank the wine with Fitzgerald and Huxley

They pawned a biting phrase
From tongues hot with blood
And drained their pens of bitter ink
Vainly reaching for the bottle of empty Edens
Branded specially for the ones
Who had come with great expectations
To the perfumed halls of Allah
For their time in the sun

We were stokin' the fires
And oilin' up the machinery
Until the gods found out we had ideas of our own"

And the war was coming
The earth was shakiung
And there was no more room
In the Garden of Allah

"Today I made and appearance downtown
I am an expert witness, because I say I am
And I said, 'Gentleman....and I use that word loosely...I will testify for you
I'm a gun for hire, I'm a saint, I'm a liar
Because there are no facts, no truth, just data to be manipulated
I can get you any result you like....what's it worth to ya?
Because there is no wrong, there is no right
And I sleep very well at night
No shame, no solution
No remorse, no retribution
Just people selling t-shirts
just opportunity t participate in this pathetic little circus
And winning, winning, winning' "

It was a pretty big year for predators
The marketplace was on a roll
And the land of opportunity
Spawned a whole new breed of men without souls
This year, notoriety got all confused with fame
And the devil is downhearted
Because there's nothing left for him to claim

He said, "It's just like home
It's so low-down, I can't stand it
I guess my work around here has all been done

And the fruit is rotten
The serpent's eyes shine
As he wraps around the vine
In the Garden of Allah

Jiwa - Jiwa Yang Rapuh


Yaa .. Allah Dengarlah tangisan hamba Mu yang senantisa menharapkan cinta dari Mu.
Yaa ... Allah bilakah keadaan ini akan berakhir bahagia ?
Aku rindu akan rengkuhan dan dekapan Mu
Aku rindu sentuhan cahaya kasih Mu yang selalu ada.

Kini aku hanyalah seutas tali usang yang merapuh
Yang tak dapat mengikat segenggam iman dalam dalam kalbu
Kini aku hanyalah serpihan-serpihan gelas yang luluh lantak.
Yang tak bisa berdiri atau pun bergerak

Saat cahaya cinta itu datang, mengapa kabut pun menjelang?
Saat bahagia itu tiba, mengapa hati ini gundah?
Saat ku ingin meraih kebahagiaan itu, mengapa cinta itu menghilang
Meninggalkanku dalam deraan ujian takdir antara ada dan tiada

Kini Akan kujalani hijrah keimananku kearah yang damai
Meski beribu dera akan menghadang setiap depa langkah
Namun aku akan terus memainkan irama deru serunai
Irama syahdu yang diridhoi Allah

Ku Ingin Terbang

Aku iri pada burung-burung yang terbang diangkasa
Aku hanya dapat menatap mereka dari balik jendela
Aku rindu kehidupan seperti mereka disana
Yang saling menyayangi tanpa rasa berbeda

Aku tahu Tuhanku sangat mencintaiku
Oleh karena itu Dia selalu mengujiku
Aku tahu semua ini kan berlalu
Karena aku tahu Dia akan membantuku

Tuhan, bilakah semua ini kan berakhir?
Aku takut tak kuat akan semua keadaan ini
Tuhan, mengapakah aku harus terlahir?
Jika hanya menjadi beban didunia ini


(Curahan hati yang tiada pernah berakhir)

Perjalanan Menuju Islam

Aku terbayang saat-saat dimasa SMP ku yang dianggap sebagian guruku, aku adalah sosok jiwa murid yang liar dan terlalu agresif dalam mempertanyakan sesuatu tentang keyakinanku sendiri. Saat itu aku berdebat dengan salah satu suster pengajar di SMP khatolik tempatku menimba ilmu. Perdebatan tentang Doktrin Trinitas merupakan awal ku menemukan pancaran jiwa yang selama ini kucari-cari.

Apakah aku liar jika aku mempertanyakan sesuatu yang belum kuyakini kebenarannya ?. Apakah aku agresif jika aku mempertanyakan sesuatu yang tidak sanggup diterima oleh akal sehatku ?

Dalam Doktrin Trinitas disebutkan Tuhan 1 dalam 3, namun disaat yang bersamaan dikatakan Tuhan 3 dalam 1. Mana yang benar ? 1 dalam 3 ataukah 3 dalam 1 ? Pertanyaanku ini menimbulkan kemarahan dari para pengajar disekolahku, dan mereka mencapku sudah kemasukan roh jahat. Aku pun tak terima dikatakan demikian, hingga akhirnya pun dilaporkan kepada pihak orang tuaku dan gereja.

Sejak itulah aku jadi jarang ke gereja, namun aku lebih memilih membaca buku-buku agama tentang ketuhanan. Berbagai buku theologi, buku agama dari berbagai agama dan injil berbagai versi aku baca. Namun aku tidak menemukan jawaban yang memuaskan.

Hingga pada suatu hari, saat aku berjalan di pusat buku bekas di kwitang, Senen - Jakata, aku melihat sebuah buku dengan judul "Mempertanyakan Ketuhanan Yesus". Buku itu berisi tentang perdebatan seorang Mahasiswa Nasrani dengan seorang Kyai asal Bangkalan Madura dari Muhammadiyah, Kyai Mudhori yang sangat piawai dan hafal isi bibel luar dalam.

Perdebatan selama 3 hari itu akhirnya dimenangkan oleh kyai Mudhori dengan cara yang sangat masuk diakal. Kyai tersebut menggunakan Bibel untuk menggugah pikiran pemuda tersebut dan semuanya masuk akal. Akupun akhirnya puas setelah membaca buku itu. Akhirnya aku menemukan jawaban yang selama ini kucari-cari.

Mulailah saat itu pun aku akhirnya lebih tertarik mempelajari Islam, Agama yang dulu sempat kubenci, namun kini aku sangat mencintai. Berbagai buku Islam pun akhirnya menjadi koleksi pribadiku tanpa pernah papaku mengetahui.

Setelah hampir setahun aku pun akhirnya masuk dalam Islam. Agama yang saat ini ku anut, tanpa paksaan siapa pun. Keresahan yang selama ini senantiasa mengayut jiwaku, kini telah berlalu.

Aku pun mengucapkan sumpah dengan membaca "Dua Kalimah Syahadat" disaksikan teman-teman SMU ku yang seiman pada 13 November 2007. Aku menangis Haru dalam pelukan teman-temanku, guruku, dan para santri yang menghadiri Bai'at ku. Aku bahagia, akhirnya aku menemukan Mutiara cinta dari Allah SWT berupa Hidayah yang tak terhingga.

Setelah semua berlalu, akhirnya kepindahan keyakinanku pun diketahui oleh papaku. Aku diusir dari rumah, mamaku menangis dan memintaku untuk meminta maaf pada papaku serta kembali pada Khatolik. Namun aku tetap berpendirian teguh untuk tetap pada keimananku. hingga akhirnya aku pun pergi kerumah teman SMU ku. Disana aku disambut dengan Cinta dan kasih sayang yang tulus dari keluarga temanku. "Bunda" sebutan untuk ibu temanku yang kini telah menjadi guru, sahabat dan mama baruku selalu mengajarkanku tentang Islam. Mulai dari mengaji hingga membahas Hadist.

Aku pun semakin dekat dengan bunda, dia lah sosok ibu yang baik dan penuh cinta. Aku dipelihara diantara keluarga yang shakinah, Mawwaddah dan warrohmah. Beliau tidak hanya mengajarkanku agama Islam, namun juga ilmu lainnya serta ilmu berdagang, hingga aku bisa memiliki uang sendiri tanpa melupakan sekolahku.

Namun beberapa bulan kemudian, tepatnya 10 Juni 2008 aku dijemput paksa oleh anak buah papaku yang seorang perwira kepolisian di polda Lampung. Aku Menangis, meronta, bukan karena aku tidak mau berpisah dengan Bunda dan keluarganya, namun aku takut, aku takut tak kuat menghadapi Ujian dari Allah.

Kini aku pun bagai terpenjara dalam rumah papaku. Segala Fasilitas Komunikasi tak lagi bisa kunikmati. Aku bagai pesakitan dipenjara, yang hanya bisa berdo'a sampai kapankah Ujian ini berlalu. Orangtuaku sering membawakan para pastur untuk menasihatiku, namun aku tetap tak bergeming dan memilih Islam sebagai bagian yang tak akan kulepaskan.

Kini dikamarku aku hanya bisa melihat dunia luar dari balik jendela kamarku, kini aku hanya bisa menggunakan komputer dikamarku agar bisa berkomunikasi dengan teman-temanku. Kini aku hanya bisa berharap dan berdo'a, Kapankah Ujian ini berakhir.

Aku yakin Allah sangat mencintaiku, hingga Allah menguji keimananku, ketabahanku, dan kecintaanku pada Nya.